Izinkan aku menarikan lenggok irama dengan iringan nada yang tampak meriah setiap jurus langkah tari itu aku bentuk seninya agar lagunya setanding agar tidak nampak sumbang agar sentiasa segar dipupuk arus melodinya namun pastinya aku akur bila lenggok tari itu pincang bila nada alunannya sumbang pentas yang ada jelas tidak pernah tetap duduknya izinkan aku dan lenggok tari itu berada pada sudut yang mampu ditatap bila ada rindu yang tidak pernah sesat

Wednesday, May 11, 2011

Begitulah Seadanya



Hari ini
manusia terpukul terpalu hati dan perasaan
terkesima tertuding hiba
melihat zuriat yang terlupa
makna kehidupan
makna kerohanian
makna keimanan
bila jelas dipaparkan berita
bila jelas diperdengarkan khabar
bila jelas dipertontonkan wajah
 jasad dan nyawa
nilainya sebaris tong sampah
nilainya seiring tepi longkang
nilainya setara tempat pembuangan sampah
terbiar kaku tanpa tangisan
terjelapak menanti belas ekhsan
terpaku tidak berbinkan bapa
tersendu tidak dikasihi ibu
dibungkus dibuang atas nama maruah
dilempar dibaring atas nama kasih sayang
sedih dan gundah
telah kelam dalam akal fikir

Hari ini
makhluk di muka bumi ini
keliru tersasar hakikat
lantas terpacul tanda soal
aku ada taring yang bisa robek
daging penuh rakus
akan aku ratah hingga tulang itu hancur
aku ada racun yang bisa pisahkan nyawa dari badan
akan aku penuhkan hingga kaku beku tubuh badan
tapi
anak aku milik genarasi yang tidak boleh pupus
walau ditelan zaman
anak aku harta nilai tidak terhitung
walau ditelan tanah lautan
jangan sesekali disakiti anak itu
nescaya berpisah urat dan nadi
nescaya akan terpacak dua nisan berdiri sayu

Hari ini
manusia terpisah hidupnya
manusia terpisah rohaninya
manusia terpisah imannya
maka
tertawa tersenyum sinis mengejek
penuh pertanyaan
siapa yang lebih manusia
siapa yang lebih mulia
siapa yang lebih berkuasa

merbau berdarah

No comments:

Post a Comment