Pilu
di bawah runtuhan itu
ada wajah-wajah malang anak yatim
ditimpa bencana sekelip mata
ditimpa dinding konkrit sebesar laksana
terdengar laungan meminta ehsan
agar terselamat
agar terlepas
malapetaka tiada bermata
Sebak
di dalam timbunan tanah itu
terperangkap kaku sekujur tubuh kerdil
terbenam lemah tiada daya upaya
dilanda bala tiada diduga
diselimuti pasir merah terkapar lesu
merayu hiba menghimpun doa
moga diberkati moga dirahmati
sebelah kaki dikebumi bersama
jasad kaku tidak bernyawa
Tragis
di sebalik tragedi itu
manusia lalai mencabar hikmah alam
bijaksana merancang
cendekia mengolah
biar tampak hebat glamor dipandang mata
biar tampak megah bangga diucap kata
manusia alpa kudrat dan iradat maha pencipta
melebihi segalanya
malangkaui akal fikir
bukan menghukum kejam
hanya mencuit hati buat peringatan
Sayu
harga ungkapan simpati
hanya air mata
pengalas bicara
merbau berdarah